Rabu, 11 Desember 2013

Juara III LCPN Tingkat Mahasiswa/Umum



K. Himawan Kunarto, mahasiswa dan penulis lepas kelahiran negeri di bawah dingin gunung Lawu, Magetan. No. HP : 08976824102, E-mail: carlheinztorgeveld@yahoo.com.




 Kita Butuh Dinding


Kita butuh dinding
    agar mural-mural liar menjinak
Kita butuh dinding
    pembatas kebebasan seni dan belenggu politik
Kita butuh dinding
    agar seni tidak terkontaminasi modernitas getas
Kita butuh dinding
    pelindung didaktis tembang anak terempiris
Kita butuh dinding
    agar seni kembali dari masa juling
Kita butuh dinding
    pendorong pelupuk mata manusia


Kita butuh dinding
    kita butuh dinding
Dinding tembok manusia seni kaya makna
    Empiris tersirat penuh pengharapan lekat erat


Pak Guru, Ajari Kami


Pak Guru,
ajari kami menggambar hati
Agar kami bisa mengerti
perasaan orang lain juga diri kami sendiri

Pak Guru,
ajari kami menggambar persegi
Agar kami mampu memahami
bahwa hidup mengandung sudut persimpangan dan lurusnya garis tepi

Pak Guru,
ajari kami menggambar segitiga
Agar kami membuka mata
pada kewajiban yang harus kami laksanakan nyata

Pak Guru,
ajari kami menggambar balok
Agar kami mengetahui elok
indahnya kerapian obyek yang mencolok

Pak Guru,
ajari kami menggambar limas
Agar kami lepas terbebas
dari belenggu yang terus membekas

Pak Guru,
ajari kami menggambar semuanya
Agar kami menjadi manusia
seutuhnya dan mampu memanusiakan lainnya


Perlukah Seni?

Jangan melihat seni
    Mereka bisa buat dirimu menjadi aneh
Jangan mendekati seni
    Mereka kumpulan eksentrik penuh intrik
Jangan mendengar seni
    Setiap katanya menyiratkan jebakan
Jangan mencium seni
    Nanti kau keracunan
Jangan menyentuh seni
    Bisa iritasi
Jangan menikmati seni
    Lenakanmu!

*Hahahaha…

    Tanpa seni tak ada bandingan bagi normal
    Tanpa seni semua hanya kebosanan intrinsik
    Tanpa seni kau takkan mengerti arti kewaspadaan
    Tanpa seni siapa tahu ada racun
    Tanpa seni orang tidak mengerti hati-hati
    Tanpa seni manusia merobot

Perlukah seni?
Berapologi?
Pada masyarakat yang sudah mengerti?


Rehat


Hitam putih, hitam putih, hitam putih
Hitam diatas putih, putih tertindih hitam

Sudah saatnya pelangi mewarnaimu


Suatu Sore

Suatu sore menjelang petang
ketika ku pulang dari berlatih opera
seseorang mendatangiku, seksama mengamatiku
lalu tiba-tiba mulutnya menyemburkan sebuah tanya
“Mau jadi apa kau latihan opera kayak gitu? Opera bisa jadi apa? Opera bisa dapat apa?”

Kuladeni tanyanya dengan jawaban mantap
“Aku ingin jadi manusia dan memanusiakan manusia lain. Hidup sia-sia, harta tak berguna, jika kau selalu merana dalam marabahaya fatamorgana dunia.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar