Rabu, 15 Mei 2013

Puisi-Puisi Budianto Sutrisno


Budianto Sutrisno, Lahir di Purwodadi, 6 November 1954, sekarang tinggal Kompleks Pakuwon Blok Q/3, Jelambar (Jelambar Selatan 17 F) Jakarta 11460, Pendidikan Terakhir Sarjana I FKG,  Pekerjaan Guru. Kontak Person 021-5603786, 0811829960, email:  novo0679@yahoo.com. Penulis sekarang ini mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di dua Sekolah Menengah Pertama di Jakarta.






SIAPA LAGI KALAU BUKAN …

derai hujan mulai sayup meredup
rembulan melongok ceria dari jendela langit
sementara kabut menyapu rumput dan gerumbul semak
katak dan cengkerik menyajikan simfoni malam
siapa yang mampu merekam ini semua?
siapa lagi kalau bukan sang pelukis
yang lincah menarikan kuas di atas kanvas
atau sang penyair yang piawai merangkai kata

kupu-kupu menari lincah di antara kuntum-kuntum bunga
melati dan mawar yang merebakkan wangi
burung-burung berceloteh dan berayun riang di atas dahan
dadap merah yang segar semarak
siapa yang mampu melukiskan ini semua?
siapa lagi kalau bukan sang pemusik
yang pandai memetik dawai
atau sang penyanyi yang mengukir pukau di gendang telinga

pendidikan seni mengasah emosi dan pikiran
 untuk lebih menghargai keindahan dalam hidup
seni adalah sayap hakikat hidup
biarlah dia berkepak di angkasa menggapai makna


NIRSENI ITU MATI

adakah samudera yang tak bergulung gelombang?
adakah bintang gemintang yang tak pendarkan cahaya?
adakah bunga yang tak memekarkan kelopaknya?
kehidupan nirseni itu layu dan mati

adakah guntur tanpa gelegar memekakkan telinga?
adakah kelincahan pipit tanpa cericit?
adakah bayi tanpa tangisan dan rengekan?
kehidupan nirseni itu sepi dan mati

adakah kemuning tanpa ruap aroma harum?
adakah gaharu tanpa semerbak wangi?
adakah sayur bening tanpa garam?
kehidupan nirseni itu tiada kesan, hambar, dan mati

seni adalah bayi mungil-lucu yang didamba
untuk ditimang, dirawat, dan dimanja
seni adalah gelora jiwa
yang berlabuh pada dermaga keindahan

beri kesempatan bagi sang bayi untuk tumbuh sehat ceria
buka jalan bagi gelora sarat dinamika
pendidikan seni memastikan setiap biduk keindahan 
aman berlabuh di dermaga teduh


MERETAS BELENGGU JIWA

seerat-eratnya tali mengikat badan
lebih erat lagi belenggu yang mengungkung jiwa
sekeping keniscayaan yang melayukan kuntum mawar sebelum mekar
karena himpitan belenggu menciptakan kebekuan hati
siapa sanggup meretasnya?

bukalah pintu seni di hatimu lebar-lebar
izinkan puteri seni melenggok anggun ke relung hatimu
biarlah taburan butir-butir benih seni menebarkan
pesona keindahan sampai ke ujung entah
belenggu kungkungan jiwa akan terlepas dengan sendirinya
gelap pekat kebodohan dan ketidakpedulian sirna
digantikan binar tahta terang cahaya

setiap butir benih yang ditabur melalui pendidikan seni
memastikan musim tuai buah manis keindahan pada generasi penerus bangsa
seni memahatkan hakikat kehidupan yang terindah
seni menggoreskan kesan kenangan yang tak kunjung sudah


JANGAN PERNAH MENCOBA …

daya kreativitas bergejolak dan mendesak dalam jiwa sang seniman
membuat jantung berdegup dalam detak yang makin mengentak
membuat nadi berdenyut dalam kejut tanpa surut

gelombang besar ini mampu meledakkan dada
jika tiada katup pelepasan yang terbuka
’tuk buncahkan ide-ide segar sarat warna dan makna

jangan pernah mencoba menutup setiap katup
jangan pernah mencoba padamkan lentera jiwa yang tak pernah redup
jangan pernah mencoba membendung setiap katup
karena panggilan seni tak pernah mengempas dalam sayup

ranah pendidikan setia membuka katup seni setiap siswa
seni itu mendidik, mengasah ketajaman dan kecerdasan
berekspresi tanpa kungkungan tembok pembatas


ANDAI SAJA …

andai saja letupan syahwat perseteruan
digantikan dengan gelora jiwa seni yang membuncah
dunia akan jadi lebih indah, damai dan bernilai

andai saja birahi melahap duit rakyat
digantikan dengan pancaran gairah berkarya seni
dunia akan jadi berlimpah dengan keindahan dan keceriaan

apa yang membuat dunia jadi lebih indah?
seni, tentu saja
apa yang membuat hidup jadi lebih bernilai?
seni, pastilah jawabnya
siapa yang membuat suasana jadi lebih ceria?
siapa lagi kalau bukan seniman

pendidikan seni adalah keniscayaan bagi kehidupan bangsa
bukan sekadar sarana mengais rezeki dan mengisi perut
tetapi juga mengolah dan mengasah
kepekaan terhadap keindahan dari setiap relung sudut



Tidak ada komentar:

Posting Komentar