Senin, 10 Juni 2013

Puisi-Puisi Satriawan Susanto

Satriawan Susanto, yang lahir tepat pada tanggal 11 Juni 1997. Saya bertempat tinggal di Jl.Perintis Kemerdekaan No.33 , Banjar Patroman , Jawa Barat. Saya adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Saya mulai mengenal kegiatan menulis karena kakak  kandung saya yang menyuruh saya untuk menuangkan ide tentang tulisan. Awalnya saya acuh dan menolak, semua itu dikarenakan saya merasa kurang mampu untuk mengimbangi penulis-penulis lain. Tetapi, pada akhirnya saya pun menuruti apa yang sudah dikatakan oleh kakak saya, sehingga saya memulai kegiatan menulis sejak bulan Januari 2013 lalu. Bagi yang membutuhkan atau ingin tahu info tentang saya, bisa hubungi  No.Hp 085701040295 dan e-mail saya satriawansusanto@yahoo.com


ILMU DASAR SEORANG SENIMAN


Kutarik nafas….

Mungkin ku tak sadar telah didominasi oleh tulisan seorang seniman

Ingin kurengkuh aksara-aksara matematika yang merotasi isi kepala

Kemudian ku tanam sebagai kemangi dalam setiap sarapan sehari-hari

Agar dunia tahu, bahwa esok aku berusaha menampilkan jutaan prestasi


Setiap pagi kutatap arloji dan menunggu lonceng berbunyi

Ku bayangkan ilmu fisika dan kimia tanpa rayu seni

Takkan muncul angka-angka yang berbaris rapi

Dan suara genta tembaga akan berselaras dengan nada sunyi


Zebra-zebra di televisi menguatkan tajuk  pemikiran selanjutnya

Warna hitam-putih menorehkan tanda tanya untuk seni purbakala

Akhirnya ku berfikir…..

Rasio alam tidak lepas dari kreasi seni Sang Pencipta

Yang memberi kesempatan untuk berkarya pada kolong tata surya 



PANGGUNG BERSINDIKAT SKENARIO


Rajawali hitam menari lincah dibawah panas teriknya kemarau

Dibawahnya tampak anak kecil termangu pada isi kota asing

Entah siapa yang menaruh kata-kata di bawah lukisan  gradasi biru

Menambah kesan eksotis pada bidang datar berdimensi dua

Apakah pelukis ataukah pujangga?

Keduanya bersama-sama mengarungi mega-mega dunia



Panggung-panggung mulai dipenuhi laga bersindikat skenario

Entah kenapa…..

Lidah-lidahku terhempas pada bagian melankolis  alur cerita

Tertusuk beban derita aktor utama di serial percintaan

Sampai akhirnya aku termangu….

Dan menuai proses pada sirkulasi baling-baling kehidupan



Kurengkuh bongkahan kata untuk melahirkan suatu antologi

Berprinsip pada analogi, kuserahkan dadu-dadu keberuntungan

Dan kukerahkan fokus pada seni yang terselubung makna pendidikan

Apakah melankolis dan puitis itu?

Siapakah aktor-aktor yang membayar para pujangga?

Sehingga lahir buku-buku ilmiah   yang menampung aspirasi baru



PENARI ATAU MOTIVATOR?


Kemampuan berdiri sang penari membuat tawa geli sembari kagum

Ego masing-masing  seolah melupakan sejarah masa lalu tak berdaya

Semenjak ayah dan ibu menjadi suara akan hadirnya realita anak dan orang tua

Mengajakku untuk bersama menaungi diri di sekolah seni ternama

Seandainya mereka tak memilih lajur utama yang kulalui

Mungkin lagaku hanyalah angan-angan belaka



Panggung megah membujuk rayu semangat juang lewat angin sorak-sorai

Panji yang tertancap kuat menorehkan kesan  untuk para penggemar

Audiensi lekas bergegas membocorkan rahasia kegigihan sang idola

Melalui pers dan wawancara kubeberkan jelas setiap karya

Seolah kubawa panggung ini sampai ujung dunia



Manula sampai anak kecil tersenyum melihat aksi jenaka penguasa sanggar

Angin berhembus di setiap gemuruh yang dibuat sistem suara dari mikrofon

Tak heran bila kreasi berasal dari sandiwara yang berakhir dengan gelar motivator

Dan menjadi agenda untuk lomba kreatifitas bertajuk pendidikan



SAMPAI PENA DIKENANG


Pelatuk pena-pena terbaik mengawali garis awal sebuah margin

Taringnya menusuk poros inti sebuah jerami yang jadi kertas 

Lembarannya diresmikan oleh seniman yang bergelar redaktur

Diproduksi sebagai sastra runtut yang membuka rahasia dari misi tinta



Garis keras penulis akan membusung tepat dibagian hati yang hilang

Terbelenggu, hanya akan memakan waktu yang diberikan Sang Pangeran

Berkreasi tidak butuh kondisi terang benderang

Opini pun tidak dibatasi oleh suasana akan kepahitan

Satu kalimat besar muncul  membungkus segmen  permasalahan…

Diperlukan kemauan untuk belajar meraih sekat-sekat pengalaman



Ku berlari tanpa menginjak rem di persimpangan

Tak gentar tetap ku berfokus sebagai konstanta bukan variabel

Prinsipku jelas…

Menggoreskan pena pada buku-buku pelajaran

Dan berakhir sampai namaku dalam pena dikenang


Warisan Keseimbangan Pendidikan Dan Kesenian

Nenek moyang menaruh impian pada kesenian yang diberikan

Akan ku jaga kelestarian estetika api budaya yang menggelora

Menggetarkan seluruh jiwa dan raga dari tembang-tembang lawas

Menuntut keseimbangan terhadap pendidikan yang mengandung kualitas



Warisan turun-temurun menarik proyek prosedural penelitian

Memaksa keraguan mencari tahu arti pengetahuan setiap zaman

Termasuk  bisikan-bisikan para wayang tuk menjemput paksa para majikan

Dan meminta uang pada juragan dalam setiap pementasan malam



Bilangan desimal dan pecahan akan dikombinasi untuk aktivasi tengah

Keringatku bercucuran kala kembali mengingat kata demi kata

Lagu-lagu daerah menjadi sosok dari generasi terdahulu

Sampai akhirnya menjadi refleksi untuk dijadikan mata pelajaran baru



WARISAN KESEIMBANGAN PENDIDIKAN DAN KESENIAN


Nenek moyang menaruh impian pada kesenian yang diberikan

Akan ku jaga kelestarian estetika api budaya yang menggelora

Menggetarkan seluruh jiwa dan raga dari tembang-tembang lawas

Menuntut keseimbangan terhadap pendidikan yang mengandung kualitas



Warisan turun-temurun menarik proyek prosedural penelitian

Memaksa keraguan mencari tahu arti pengetahuan setiap zaman

Termasuk  bisikan-bisikan para wayang tuk menjemput paksa para majikan

Dan meminta uang pada juragan dalam setiap pementasan malam



Bilangan desimal dan pecahan akan dikombinasi untuk aktivasi tengah

Keringatku bercucuran kala kembali mengingat kata demi kata

Lagu-lagu daerah menjadi sosok dari generasi terdahulu

Sampai akhirnya menjadi refleksi untuk dijadikan mata pelajaran baru


Tidak ada komentar:

Posting Komentar