Satriawan Susanto, yang lahir tepat pada tanggal 11 Juni 1997. Saya bertempat
tinggal di Jl.Perintis Kemerdekaan No.33 , Banjar Patroman , Jawa Barat. Saya
adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Saya mulai mengenal kegiatan menulis
karena kakak kandung saya yang menyuruh saya untuk menuangkan ide tentang
tulisan. Awalnya saya acuh dan menolak, semua itu dikarenakan saya merasa
kurang mampu untuk mengimbangi penulis-penulis lain. Tetapi, pada akhirnya saya
pun menuruti apa yang sudah dikatakan oleh kakak saya, sehingga saya memulai
kegiatan menulis sejak bulan Januari 2013 lalu. Bagi yang membutuhkan atau
ingin tahu info tentang saya, bisa hubungi No.Hp 085701040295 dan e-mail
saya satriawansusanto@yahoo.com
ILMU DASAR SEORANG SENIMAN
Kutarik nafas….
Mungkin ku tak sadar telah didominasi oleh tulisan seorang
seniman
Ingin kurengkuh aksara-aksara matematika yang merotasi isi
kepala
Kemudian ku tanam sebagai kemangi dalam setiap sarapan
sehari-hari
Agar dunia tahu, bahwa esok aku berusaha menampilkan jutaan
prestasi
Setiap pagi kutatap arloji dan menunggu lonceng berbunyi
Ku bayangkan ilmu fisika dan kimia tanpa rayu seni
Takkan muncul angka-angka yang berbaris rapi
Dan suara genta tembaga akan berselaras dengan nada sunyi
Zebra-zebra di televisi menguatkan tajuk pemikiran
selanjutnya
Warna hitam-putih menorehkan tanda tanya untuk seni
purbakala
Akhirnya ku berfikir…..
Rasio alam tidak lepas dari kreasi seni Sang Pencipta
Yang memberi kesempatan untuk berkarya pada kolong tata
surya
PANGGUNG BERSINDIKAT SKENARIO
Rajawali hitam menari lincah dibawah panas teriknya kemarau
Dibawahnya tampak anak kecil termangu pada isi kota asing
Entah siapa yang menaruh kata-kata di bawah lukisan
gradasi biru
Menambah kesan eksotis pada bidang datar berdimensi dua
Apakah pelukis ataukah pujangga?
Keduanya bersama-sama mengarungi mega-mega dunia
Panggung-panggung mulai dipenuhi laga bersindikat skenario
Entah kenapa…..
Lidah-lidahku terhempas pada bagian melankolis alur
cerita
Tertusuk beban derita aktor utama di serial percintaan
Sampai akhirnya aku termangu….
Dan menuai proses pada sirkulasi baling-baling kehidupan
Kurengkuh bongkahan kata untuk melahirkan suatu antologi
Berprinsip pada analogi, kuserahkan dadu-dadu keberuntungan
Dan kukerahkan fokus pada seni yang terselubung makna
pendidikan
Apakah melankolis dan puitis itu?
Siapakah aktor-aktor yang membayar para pujangga?
Sehingga lahir buku-buku ilmiah yang menampung
aspirasi baru
PENARI ATAU MOTIVATOR?
Kemampuan berdiri sang penari membuat tawa geli sembari
kagum
Ego masing-masing seolah melupakan sejarah masa lalu
tak berdaya
Semenjak ayah dan ibu menjadi suara akan hadirnya realita
anak dan orang tua
Mengajakku untuk bersama menaungi diri di sekolah seni
ternama
Seandainya mereka tak memilih lajur utama yang kulalui
Mungkin lagaku hanyalah angan-angan belaka
Panggung megah membujuk rayu semangat juang lewat angin
sorak-sorai
Panji yang tertancap kuat menorehkan kesan untuk para
penggemar
Audiensi lekas bergegas membocorkan rahasia kegigihan sang
idola
Melalui pers dan wawancara kubeberkan jelas setiap karya
Seolah kubawa panggung ini sampai ujung dunia
Manula sampai anak kecil tersenyum melihat aksi jenaka
penguasa sanggar
Angin berhembus di setiap gemuruh yang dibuat sistem suara
dari mikrofon
Tak heran bila kreasi berasal dari sandiwara yang berakhir
dengan gelar motivator
Dan menjadi agenda untuk lomba kreatifitas bertajuk
pendidikan
SAMPAI PENA DIKENANG
Pelatuk pena-pena terbaik mengawali garis awal sebuah
margin
Taringnya menusuk poros inti sebuah jerami yang jadi
kertas
Lembarannya diresmikan oleh seniman yang bergelar redaktur
Diproduksi sebagai sastra runtut yang membuka rahasia dari
misi tinta
Garis keras penulis akan membusung tepat dibagian hati yang
hilang
Terbelenggu, hanya akan memakan waktu yang diberikan Sang
Pangeran
Berkreasi tidak butuh kondisi terang benderang
Opini pun tidak dibatasi oleh suasana akan kepahitan
Satu kalimat besar muncul membungkus segmen
permasalahan…
Diperlukan kemauan untuk belajar meraih sekat-sekat
pengalaman
Ku berlari tanpa menginjak rem di persimpangan
Tak gentar tetap ku berfokus sebagai konstanta bukan
variabel
Prinsipku jelas…
Menggoreskan pena pada buku-buku pelajaran
Dan
berakhir sampai namaku dalam pena dikenang
Warisan Keseimbangan Pendidikan Dan Kesenian
Nenek moyang menaruh impian pada kesenian yang diberikan
Akan ku jaga kelestarian estetika api budaya yang
menggelora
Menggetarkan seluruh jiwa dan raga dari tembang-tembang
lawas
Menuntut keseimbangan terhadap pendidikan yang mengandung
kualitas
Warisan turun-temurun menarik proyek prosedural penelitian
Memaksa keraguan mencari tahu arti pengetahuan setiap zaman
Termasuk bisikan-bisikan para wayang tuk menjemput
paksa para majikan
Dan meminta uang pada juragan dalam setiap pementasan malam
Bilangan desimal dan pecahan akan dikombinasi untuk
aktivasi tengah
Keringatku bercucuran kala kembali mengingat kata demi kata
Lagu-lagu daerah menjadi sosok dari generasi terdahulu
Sampai akhirnya menjadi refleksi untuk dijadikan mata
pelajaran baru
WARISAN KESEIMBANGAN PENDIDIKAN DAN KESENIAN
Nenek moyang menaruh impian pada kesenian yang
diberikan
Akan ku jaga kelestarian estetika api budaya yang
menggelora
Menggetarkan seluruh jiwa dan raga dari
tembang-tembang lawas
Menuntut keseimbangan terhadap pendidikan yang
mengandung kualitas
Warisan turun-temurun menarik proyek prosedural
penelitian
Memaksa keraguan mencari tahu arti pengetahuan
setiap zaman
Termasuk
bisikan-bisikan para wayang tuk menjemput paksa para majikan
Dan meminta uang pada juragan dalam setiap
pementasan malam
Bilangan desimal dan pecahan akan dikombinasi untuk
aktivasi tengah
Keringatku bercucuran kala kembali mengingat kata
demi kata
Lagu-lagu daerah menjadi sosok dari generasi
terdahulu
Sampai akhirnya menjadi refleksi untuk dijadikan
mata pelajaran baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar