Selasa, 29 Oktober 2013

Puisi-Puisi Hadi Syah Putra

Hadi Syah Putra adalah putra dari Ahiyar Cikmani dan Ida Priyatni yang lahir di Bogor pada 30 Agustus 1996. Laki-laki yang baru menginjak umur 17 tahun ini sering disapa Hadi oleh teman-temannya. Sekarang ia bertempat tinggal di Jalan Pangeran Antasari No. 43 RT 08 Karang Rejo Balikpapan dan bersekolah di Sampoerna Academy Bogor Campus yang berlokasi di Kinasih Resort Km. 17 Caringin, Bogor. Ia mengambil jurusan IPA dan kini ia sudah berada di bangku kelas 3. Ia memiliki beberapa hobbi, yaitu menyanyi, mendengarkan lagu, dan menonton televisi. Ia dapat dijangkau melalui email hadisyahputra30@live.com dan dihubungi dengan no. handphone 085247788158.


TENTANG BAHASA

Manusia tidak mengiakan
Kamu muncul begitu saja
Dari ketiadaan, umurnya sudah tua
Tiada yang tahu, Tuhan menyembunyikan kelahiran

Itu, kamu keterlaluan kompleks
Kamu makhluk halus?
Menyembul sekonyong-konyong sejalan evolusi
Umurmu identik dengan sains tersulit manusia jumpai

Teori tampak berlanggaran
“Ia ditakdirkan telah tersandi di gen.”
“Pendapat saya, interaksi sosial menggurui.”
“Tidak! Otak kanan membiarkan manusia purba bernyanyi.”

Isyarat dan gerakan
Berbagai suara alam
Binatang dan teriakan naluri manusia
Charles Darwin tidak dapat meragukan


Bahasa itu mudah
Sakit terdengar ah!
Senang… hahaha…
Berhela, oooh…

Tidak mesti dituturkan
Isyarat dan tulisan
Kamu… bahasa…


SENI SEKITAR

Seni itu hawa pagi memberi
Kenikmatan kelembutan
Kenikmatan perasaan
Yang membangkitkan ingatan masa lalu
Kelam maupun indah

Seni itu suara palu
Tok… Tok…
Bertahap untuk mencapai nada
Teratur tidak bersinggungan

Seni itu burung terbang bebas
Tidak terikat oleh tanah
Tidak bertengger di ranting
Tidak bersandar di awan

Seni itu teriakan manusia
Kesenangan atau ketakutan
Muncul tiba-tiba dan efeknya tidak tersadarkan
Karena keindahan
Karena kebahagiaan

Seni itu pohon yang bergoyang
Goyangan hempasan angin
Hempasan permintaan
Hempasan kebutuhan


ANDAI KAU

Andai kau berbicara
Kau pasti berterima kasih untuk setiap manusia yang menjunjungmu
Andai kau punya kepuasan diri
Kau pasti bangga disebut-sebut karakter bangsa

Andai kau berperasaan
Kau pasti cinta manusia bergaya
Andai kau sanggup menyisikan
Caramu menyatukan bangsa berbeda

Andai kau tersanjung
Kau pasti merasa terpuji diujarkan sebagai sumber rejeki
Andai kau bertenaga
Kau membantu manusia melanjutkan hidup lebih dari itu

Kau bukanlah suatu hal yang salah
Bukan suatu hal pembeda yang dibenci
Yang dibuang…
Yang hanya akan menjadi sejarah

Kau adalah teman seluruh manusia
Beradaptasi sepanjang zaman untuk mempertahankan kehadiranmu
Hadirmu di tengah-tengah manusia
Manusia memanggilmu…
Ba… ha… s a…


SENI DALAM PENGAJARAN

Ajar usah pengertian
Pengertian usah keadaan
Kesenangan dan ketentraman
Toh, kamu memberi harga lama, nyata, serta membangun

Terhadap pencapaian apa?
Untuk kelakuan yang kurang bernorma?
Untuk kejujuran yang hampir sirna?
Untuk takwa pada diri yang setengah terpelihara?
Atau untuk kesabaran yang hanyut dibawa emosi?
Jelas benar, untuk menghilangkan perkara semua

Bagian dalam dirimu singkat tiga
Indra penglihatan mengenal warnamu
Indra pendengaran mengenal iramamu
Setelah dua, manusia berdansa denganmu

Tanpa warnamu
Hidup tidak bermakna
Kamu, pemain sandiwara diperlu
Menggambarkan maksud, emosi, dan budaya

Tanpa iramamu
Hidup itu tawar
Sekali mendengar ketertiban yang berlaku
Mendatangkan gairah menyerang hambar

Elemen terakhir muncul sebab irama
Yang sederhana membangkitkan jari-jari
Selanjutnya, mengangkat kaki di udara
Kompleksnya kenikmatan menari

Dengan mereka terpenuhi
Ajar menjelma kreatif dan efektif
Seni dalam pengajaran


SENI UNTUK PENDIDIKAN

Pendidikan bertahun-tahun patokan utama bagi
Bangsa yang beragama
Bangsa yang berpotensi
Bangsa yang terkendali
Bangsa yang terampil politik
Bangsa yang berkepribadian patut
Bangsa yang cerdas dan berbakat

Pendidikan bergaul dengan seni
Seni  mengajar
Irama pertamanya mengiang-ngiang di rahim

Berjuta-juta sapaan seni sekitar
Lebih dari seni sekolahan

Seni itu penurunan
Keluarga lebih mengerti
Walaupun terdidik tak pakai seragam

“Jadi, apa?”
Berbudayalah demi seni
Untuk mendidik bangsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar