Sebuah nama tertera di kartu tanda mahasiswa Universitas Indonesia. Siti Hodijah. Kode 09 di bagian awal menandakan mahasiswa ini berada di tingkat empat ketika tugas-tugas akhir terasa berat. Mahasiswa asal Bogor ini menempuh pendidikan Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Di sebelah kartu ini terdapat sebuah tiket harian berjaminan sebagai penanda sekaligus pegangan selama pulang pergi dengan kereta rel listrik Bogor-Depok. Jika suatu waktu Anda menemukan, silakan hubungi 081381389828 atau hodijah.st@gmail.com.
AJARI KAMI
Ibu, ajari kami
seni memasak makanan lezat bergizi
tapi tolong jangan ajari kami
makan yang cepat saji, asal jadi, dengan bahan buatan yang tak kami mengerti tak pernah ada di dapur, namun mengalir ke kerongkongan hingga perut kami
Ayah, ajari kami
seni bekerja giat sepanjang hari
tapi tolong jangan ajari kami
kerja yang buta hati, suka korupsi, peduli gaji demi alasan anak istri
Bapak-ibu guru, ajari kami
seni belajar tekun dengan sungguh hati
tapi tolong jangan ajari kami
mencuri jawaban teman sendiri demi lulus ujian nanti
kami tak ingin kenyang dengan sakit yang kemudian berdatangan
kami tak butuh mainan hasil suapan
kami tak ingin dinilai tinggi, tapi dihargai rendah sekali
sungguh ajari kami
seni kehidupan yang lebih berarti
sebelum dewasa memakan kami menjadi rantai manusia yang begini dan begitu lagi
JIKA HIDUP
Jika hidup sudah lebih dramatis daripada adegan para artis
kita tak perlu opera untuk bercerita
sudah cukup kita pemerannya
aku penulis, kau pembaca
bukankah saat ini kita sedang berkomunikasi juga?
tanganku sampai padamu
sekalipun kakiku tak tampak olehmu
Jika hidup lebih puitis daripada lagu-lagu melankolis
yah
tak ada lagi yang perlu kutulis
hidup saja dengan sebaik-baik watak kita punya
tak ada mantra terbaik
selain jadi diri sendiri, kala ramai ataupun sepi
panggungmu, hidupmu
yang memasuki panggungmu selalu memiliki tempat dan tiket berharga untuk menghidupkanmu
sampai layar tertutup, mulut terkatup
hidup jika hidup
GALAKSI
Jika kostelasi adalah puisi
tiap rasi akan menemui rimanya untuk menjalin bait harmoni
yang berganti wajah akan jadi prosa yang berkisah
tentang pasang surut konflik yang mengalur indah
jika sudah masuk pergantian
drama pagi akan dibuka
babak siang dan sore hari akan jadi gravitasi tiap lakon di bumi
Jika langit saja penuh seni
mengapa manusia resah hati
yang punya nyawa tak berjiwa
merasa kecil di bumi-Nya yang luas ini
Padahal firman-Nya menerangkan
betapa pelajaran bisa kita ambil, meski dari riak
Jika segala yang indah membentuk galaksi
kita hanya perlu berdiri dan mensyukuri
bentangan khatulistiwa yang Ia beri
telah kita bangun atau timbun
KEPADA BUDAYA
Kepada kebaya yang Hari Kartini atau perpisahan kami kenakan
kepada batik dalam berbagai upacara kami banggakan
kepada tari yang dalam berbagai pentas kami pertunjukkan
kepada lagu dan bahasa daerah yang sejak sekolah dasar kami hapalkan
maaf
jika dalam satu kesempatan kalian kami simpan dan pajang
bergantian dengan gaya pakaian, tontonan luar, hingga permainan serta bahasa asing kami gunakan
mungkin kami lupa
dan sering alpa
warisan pusaka tetap jauh lebih berharga dari kekinian yang kami punya
AKU, PANGGUNG, PERTUNJUKAN
p a n g g u n g
a n
n u
g a k u g
g g
u dipertunjukkan
n a
g n u g g n a p
Baguss.. Di sebalik tulisan ini, aku yakin berdiri pribadi kokoh yang sudah tertempa berbagai macam rupa model tempaan.. Moga dimuliakan-Nya..
BalasHapus