Selasa, 29 Oktober 2013

Puisi-Puisi Regin Avivah

Nama lengkap saya adalah Regin Avivah. Disekolah, dirumah dan dilingkungan masyarakat saya biasa dipanggil Regin. Lahir di Batusangkar, tanggal 8 desember 1996. Saya merupakan anak bungsu dari 3 bersaudaraSaya Sekarang saya bersekolah di SMAN 1 Sumatera Barat. Saya merupakan alumni SMPN 5 Batusangkar. memiliki hobby menulis dan menonton siaran televisi yang berbau penjelajahan. Saya punya nama pena gin ESWE. No telp (081267985840) e-mail: r2n.afifarg@yahoo.co.id. T: @ReginSW, F: Regin S W Afifa


UNTUK WARISAN KHATULISTIWA

Relungan bambu tertiup merdu
Langkah tarian serempak indah
Aku nak mencoba
Tiupan nafas merdu dari suling bambu
Wahai para murid penuntut ilmu
Alunan itu begitu syahdu
Suara  nyanyian itu begitu lembut
Selembut goresan kuas di kanvas
Wahai para murid pencakar langit
Seni kita ini bukan sembarangan
Bukan sekedar alunan
Tapi sebuah mahakarya
Dari sang nenek moyang dulu kala
Jangan malu dengan itu
Jangan gundah karenanya
Sebuah kebanggan bagi kita pewaris muda
Lestarikan bersama relungan itu, tarikan nafas itu
Untuk warisan khatulistiwa

Padang panjang,19 oktober 2013


GORESAN SI GADIS KECIL

Wanita berkerudung hitam
Menoleh lah ke kanvas disudut sana
Kanvas berlukis wajah indonesia
Senyumnya, raut wajahnya
asli goresan kuas urang-urang Indonesia
wanita tanpa kerudung dengan rambut tergerai
tak sedihkah dikau dia hanya sendiri di sudut itu
tengoklah goresan warna itu, sekali saja
biar tak sedih anak itu,
anak yang berdiri di samping lukisannya
dia penggores tinta warna di kanvas putih itu
dia manusia maritim indonesia
gadis mungil itu mencoba tuk pahami
arti keindahan nan sebenarnya
tapak kakinya penat melangkah
menuju keindahan yang fana
sulit memang, susah
tapi indah perluh dicari
demi kehidupan nan berseni
gadis mungil berkulit kuning Langsat
teruskan langkahmu dik, menuju singgasana
keindahan alam raya,dan kedamain dunia fana
dan tuntutlah ilmu dengan goresan tangan mungilmu

Padang panjang,19 oktober 2013

CERITA SENI ABAD KE 2

Tap – tap – tap- tap
Langkah kaki penerus warisan ini masih terdengar
Kwek-kwek-kwek
Tangisan dan tawa itik-itik sawah masih terngiang
Ting-ting-ting-ting
Lonceng gereja masing berdenting
Jeritan bundo melahirkan dan tetua sakaratul maut
Masih jadi santapan sehari-hari
Dajal belum mengeluarkan mata satunya
Dan sang pencerah melum menampakkan dirinya dari barat
bumi kekal ini belum berakhir, wahai pejuang muda abad ke dua
darahmu mangalir, seni ada didalamnya
ada irama talempong yang terdengar dari detak nadi mu
ada nada serunai yang dihasilkan oleh setiap tarikan nafas mu
seni ada di dadaku, ada didada kita para pejuang setelah perang dunia kedua
di relung jiwa nan bersemayam butiran embun-embun cinta
butiran ketulusan dan kesucian akan hidup saat ini
para pejuang sesudah perang dunia dua
coba tuk bangkit dari seni tradisional yang hampir lenyap
dimakan kejamnya zaman
urang minang bersorai “ bangkik batang tarandam”

seni itu ada dan nyata
sebuah realita yang tak dapat di pungkiri
seni akn meningkatkan daya cipta kita
memajukan pendidikan kita
Dan mengembangkan ilmu yang kita punya

Para Pemuda!Para Pemuda sorak kan lah
“ Seni untuk pendidikan kita”
Agar  diabdikan ilmu eksak dengan seni dalam detak jantung ini


UNTUK PARA PENCARI ILMU

Gemuruh menderuh keras
Deburan ombak pemecah kesunyian
Reok ponorogo menari diiringi musik  gamelan
Talempong bernada taktontong menambah semarak alam
Santriwan-santriwati melantunkan bacaan sucinya
Ditengah keramaian dunia ini
Ingin kuucapkan suatu makna dari lubuk terdalam
Rasa cintaku padamu begitu besar
Wahai darah yang mengalir dalam tubuhku
Tolong aku menyampaikannya kepada
Negriku beserta budaya alamnya

Indah, damai, mempesona
Syair-syair puisi, tangga-tangga nada
Kata-kata mutiara, serta segala doremifasolasido nya
Menyatu padu dalam raga Indonesia
Raga cinta kasihku yang tak kan lenyap
Meski ribuan tawon yang menyengat
Ribuan nyamuk yang menghisapnya
Dan Ribuan ular yang mematoknya
Ku yakin, budaya kita kan tetap ada
Kan ada di tengah carut-marut dunia
Seni kita takkan mati begitu saja
Cuma dengan satu syarat
Untuk manusia Indonesia

Cintai seni dan budaya kita dengan segenap hati
Demi Orang-Orang Indonesia yang Berjaya
Beserta manusia-manusia muda yang menuntut ilmu

Dengan seni dan budaya ini
Kita majukan pendidikan karakter kita
Untuk para pelajar di tanah ini
Tanah dengan ribuan karyanya, INDONESIA

Pp,25/10/13/ 5;58 pm


DIA ADALAH SENIMAN JALANAN

Ketika mentari menampakkan wajahnya dari sarangnya
Ketika ia tersentak dari tidur panjangnya
Dia menyinari dengan segala keikhlasannya
Begitu juga dia yang dipinggir sana
Membawa giring dan sebuah gitar
Dia lah seniman jalanan
Yang tak dianggap adanya

Giring-giring itu bordering nyaring
Dibumbui suaranya yang merdu
Uluran tangan pengemudi yang diharapnya
Para seniman jalanan ..
Betapa berat hidup ini mu rasakan
Besar beban yang kau pikuli

Kau tau…
Didalam nadimu ada rasa cinta
Cinta akan hidupmu nan sederhana
Alunan cinta itu mengalir bak melodi
Bak melodi si suling bambu

Seniman jalanan,kau tau?
Negara ini punta mu
Kebebasan ini milikmu
Apresiasikan  diri sekehandakmu
Dan pendidikan itu adalah hak mu
Seniman jalanan..
Keikhlasanmu yang membangkitkan semangat
Semangat untuk pendidikan mu
Pendidikan yang kau harapkan
Kan kau capai sebentar lagi
Seni yang indah tlah kau bawakan
Untuk semangat mereka para pejalan
Dan para pencari ilmu

Pp,26/10/13 10;36


Tidak ada komentar:

Posting Komentar