Kamis, 31 Oktober 2013

Puisi-Puisi Nurafni Elka

Nama saya Nurafni  Elka, anak petama dari tiga bersaudara. Sekarang kuliah di STKIP  PGRI Padang smester VIII dan bekerja sebagai Dedaktur di surat kabar Wahana Media Koran Khusus Pendidikan. Bagi saya sastra adalah salah satu wadah untuk menyalurkan segala rasa. Karena itulah saya sering menulis baik puisi maupun yang lainya. Selain itu beberapa tulisan saya pernah terbit di salah satu media surat kabar di kota padang.


KEPUTUSAN DI SUARA LIAR

“Hei kawan
Pahlawan pendidikan adalah uang
Uang adalah pahlawan kawan
Uang bisa mendidik kawan
kini uang yang menbuat sejarah
Bukan pejuang kawan

Para pendidik,
Para pembela,
Para pemimpin,
Lidahnya kelu bicara kawan,
Di paku oleh api kekuasaan dan keserakahan

Setamulia pada uang kawan
Lalu
Matilah pada yang tak beruang!
Maka
Lahirlah pewaris-pewaris pendidik dosa uang kawan”

Demikianlah keputusan jatuh dalam suara-suara liar
Demilianlah kutemukan tipuan demi tipuan
Demikianlah kaki-kaki uang memporak-porandakan
__air mata sedu sedan kehidupan

Oh.
Tapi, hati peduli tak jua terbit

Wahai mata nan basah!!!
Berjuta suara padamu memanggil

Bangkitlah rakyat. Bangkitlah!!!
Dan katakan:
Pahlawan pendidikan bukanlah uang….!!!



MASYARAKAT ADALAH KITA;

Yang bekerja siang dan malam
Pagi dalam kabut fajar di hati remang
Turun dari jenjang pondok-pondok
__menyusuri jalan panjang

Masyarakat adalah kita
Kumpulan jutaan tangan yang mengayunkan
__tulang di tanah bumi tecinta
Menbuka hutan-hutan jalang jadi ladang
__ladanng berbunga

Kita adalah masyarakat
Yang menggempulkan asap dari cerobong
__pabrik-pabrik kota
Yang memilih berjalan di atas
__roda-roda baja berpaku
Saling mencekik demi merebut hidup
__dari pasar-pasar kota

Ah!
Masyarakat adalah rakyat
Rakyat adalah kita
Yang berjalan dalam kabut fajar
__di hari remang
Menjelma melintas lindup dan cahaya surya
Yang berjaga dari hari terang dan kelam
Sepanjang siang
Sepanjang malam
Yang kian di telanjangi keadaan.


RISALAH SUBUR

Sudah pukul berapa ini?
Kenapa matahari masih saja mengamuk
Kusentuh peluh negeri ‘Gemah Ripah Loh Jinawi’
__nan subur

Benar. Kami mengatakan negeri ini sangat subur
Subur Nepotisme
Subur Korupsi
Subur Tindak Kriminal
Subur Pelecehan dan Traviking
Subur Kelahiran
Subur Minim Mutu Pendidikian
Subur Pengangguran
Subur Kemiskinan
Subur Pembodohan

Makannya Tuhan marah. Makanya Tuhan marah
__wahai pemimpin!!!
Apakah kau tak mendengar pekik Tuhan?

Ah!
Benar sekali rakyat
Negara sungguh subur.

Kau tahu?
Aku ingin perubahan.
Kapan datang zaman kemuliaan?
Kapan negeri kita bisa di sebut sejahtera?

Demikianlah pikirku
Sampai kapankah aku, kita dan cucu-cucu
__menunggu usai kisah risalah subur ini?


EPISODE 
:HATI YANG TAK MELEKAT

Si sepanjang lorong-lorong
Ku dengar langkahmu
Datang dan pergi
Di antara kabut-kabut

Adakah sesungguhnya yang mendengar,
__ namun kebal

Jiwa hati dan fikiran manusia
Mengapa tak kunjung satu
Mengapakah terpecah bagai bangsa-bangsa
Bagai bahasa-bahasa, bagai warna kulit

Isyarat demi isyarat terpampang di sini
Peduli itu cuma sebatas-batas
Edan kian melimpah ruah
Diskriminasipun enggan beranjak sebelum panas

Oh. Pelita yang kurindu
Tampillah

Sentuhlah hati.
Walau Cuma sejumpit hati
Walau Cuma selonjor tubuh tatih rentah ini


Jangan biarkan bumi menjerit perih
Luka-luka dengan kotoran tubuh

Tampillah. Berdirilah
Laskar-laskar perkasa
Padamkan gelombang
Bak benteng  kokoh
Bak batu karang
Biar hati Satu
Biar tak lagi ada episode.


RINDU YANG GENAP

Kini,
Kita hanya mampi menghitung jari
Menyibak subuh menghalau malam kelam                              
Himgga tak lagi ada gagak
Mengorek hati

Betapa hati ingin bersenandung  lembut
Agar bmi tak terlalu senja
Biar pikiranpun tak lelah akan  boda-noda hitam
Biar kisah tak cuma sedikit-sedikit

Kawan-kawan
Ini adalah rindu yang genap
Pada kemajuan pendidikan
Pada keselarasan, kesepadanan, kesetaraan dan kesejahteraan
Ciptakan anak-anak cerdas genarasi pelurus bangsa bukan penerus bangsa


Kawan-kawan
Dengarlah rindu ini
jangan biarkan jadi debu
Jangan jadikan kebodohan menjadi sejarah
Jangan jadkan raskin jatah abadi

Kawan-kawan mari kita putuskan
Untuk persatauan dan kesatuan
Agar rindu tak kian gebap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar