Nama saya Nurafni Elka, anak petama dari tiga bersaudara. Sekarang kuliah di STKIP PGRI Padang smester VIII dan bekerja sebagai Dedaktur di surat kabar Wahana Media Koran Khusus Pendidikan. Bagi saya sastra adalah salah satu wadah untuk menyalurkan segala rasa. Karena itulah saya sering menulis baik puisi maupun yang lainya. Selain itu beberapa tulisan saya pernah terbit di salah satu media surat kabar di kota padang.
KEPUTUSAN DI SUARA LIAR
“Hei kawan
Pahlawan pendidikan adalah uang
Uang adalah pahlawan kawan
Uang bisa mendidik kawan
kini uang yang menbuat sejarah
Bukan pejuang kawan
Para pendidik,
Para pembela,
Para pemimpin,
Lidahnya kelu bicara kawan,
Di paku oleh api kekuasaan dan keserakahan
Setamulia pada uang kawan
Lalu
Matilah pada yang tak beruang!
Maka
Lahirlah pewaris-pewaris pendidik dosa uang kawan”
Demikianlah keputusan jatuh dalam suara-suara liar
Demilianlah kutemukan tipuan demi tipuan
Demikianlah kaki-kaki uang memporak-porandakan
__air mata sedu sedan kehidupan
Oh.
Tapi, hati peduli tak jua terbit
Wahai mata nan basah!!!
Berjuta suara padamu memanggil
Bangkitlah rakyat. Bangkitlah!!!
Dan katakan:
Pahlawan pendidikan bukanlah uang….!!!
MASYARAKAT ADALAH KITA;
Yang bekerja siang dan malam
Pagi dalam kabut fajar di hati remang
Turun dari jenjang pondok-pondok
__menyusuri jalan panjang
Masyarakat adalah kita
Kumpulan jutaan tangan yang mengayunkan
__tulang di tanah bumi tecinta
Menbuka hutan-hutan jalang jadi ladang
__ladanng berbunga
Kita adalah masyarakat
Yang menggempulkan asap dari cerobong
__pabrik-pabrik kota
Yang memilih berjalan di atas
__roda-roda baja berpaku
Saling mencekik demi merebut hidup
__dari pasar-pasar kota
Ah!
Masyarakat adalah rakyat
Rakyat adalah kita
Yang berjalan dalam kabut fajar
__di hari remang
Menjelma melintas lindup dan cahaya surya
Yang berjaga dari hari terang dan kelam
Sepanjang siang
Sepanjang malam
Yang kian di telanjangi keadaan.
RISALAH SUBUR
Sudah pukul berapa ini?
Kenapa matahari masih saja mengamuk
Kusentuh peluh negeri ‘Gemah Ripah Loh Jinawi’
__nan subur
Benar. Kami mengatakan negeri ini sangat subur
Subur Nepotisme
Subur Korupsi
Subur Tindak Kriminal
Subur Pelecehan dan Traviking
Subur Kelahiran
Subur Minim Mutu Pendidikian
Subur Pengangguran
Subur Kemiskinan
Subur Pembodohan
Makannya Tuhan marah. Makanya Tuhan marah
__wahai pemimpin!!!
Apakah kau tak mendengar pekik Tuhan?
Ah!
Benar sekali rakyat
Negara sungguh subur.
Kau tahu?
Aku ingin perubahan.
Kapan datang zaman kemuliaan?
Kapan negeri kita bisa di sebut sejahtera?
Demikianlah pikirku
Sampai kapankah aku, kita dan cucu-cucu
__menunggu usai kisah risalah subur ini?
EPISODE
:HATI YANG TAK MELEKAT
Si sepanjang lorong-lorong
Ku dengar langkahmu
Datang dan pergi
Di antara kabut-kabut
Adakah sesungguhnya yang mendengar,
__ namun kebal
Jiwa hati dan fikiran manusia
Mengapa tak kunjung satu
Mengapakah terpecah bagai bangsa-bangsa
Bagai bahasa-bahasa, bagai warna kulit
Isyarat demi isyarat terpampang di sini
Peduli itu cuma sebatas-batas
Edan kian melimpah ruah
Diskriminasipun enggan beranjak sebelum panas
Oh. Pelita yang kurindu
Tampillah
Sentuhlah hati.
Walau Cuma sejumpit hati
Walau Cuma selonjor tubuh tatih rentah ini
Jangan biarkan bumi menjerit perih
Luka-luka dengan kotoran tubuh
Tampillah. Berdirilah
Laskar-laskar perkasa
Padamkan gelombang
Bak benteng kokoh
Bak batu karang
Biar hati Satu
Biar tak lagi ada episode.
RINDU YANG GENAP
Kini,
Kita hanya mampi menghitung jari
Menyibak subuh menghalau malam kelam
Himgga tak lagi ada gagak
Mengorek hati
Betapa hati ingin bersenandung lembut
Agar bmi tak terlalu senja
Biar pikiranpun tak lelah akan boda-noda hitam
Biar kisah tak cuma sedikit-sedikit
Kawan-kawan
Ini adalah rindu yang genap
Pada kemajuan pendidikan
Pada keselarasan, kesepadanan, kesetaraan dan kesejahteraan
Ciptakan anak-anak cerdas genarasi pelurus bangsa bukan penerus bangsa
Kawan-kawan
Dengarlah rindu ini
jangan biarkan jadi debu
Jangan jadikan kebodohan menjadi sejarah
Jangan jadkan raskin jatah abadi
Kawan-kawan mari kita putuskan
Untuk persatauan dan kesatuan
Agar rindu tak kian gebap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar