Kamis, 31 Oktober 2013

Puisi-Puisi Yiyi Dian Dwi Putri

Saya Yiyi Dian Dwi Putri yang akrab dipanggil Yiyi. Anak bungsu dari dua bersaudara yang sekarang sedang mengenyam pendidikan kelas XI di SMA Negeri 1 Ponorogo. Lahir sekitar 16 tahun lalu pada tanggal 4 Januari 1997. Ya, di Ponorogo saya lahir, tumbuh, dan tinggal. Mengukir banyak kisah bersama tokoh lainnya. Sekarang saya dan keluarga bertempat tinggal di Jl. Parang Menang 34 Patihan Wetan, Ponorogo. Saya terlahir sebagai seorang gadis sederhana yang memiliki sepercik cahaya dalam sastra. Dapat dihubungi melalui e-mail : yiyidian@gmail.com atau melelui nomer Hp: 089664616506 Terimakasih.

SELARIK SENJA SUCI

Diantara raungan nafas waktu
Mata langit Srikandi putuskan merinai
Mendarah tercakar hari, beku tersekap gelap

Srikandiku mengais-ngais serpihan asa
Meronta pada apitan tembok nestapa
Biar dihujamnya waktu
Hapus hitam pada setiap rona senja pertiwi

Berdarah bukan mati
Peluh bukan lagi simpati
Srikandiku menyeruak belati
Demi bahagia yang mengaung gema pada selarik senja suci



SEKAR PENGHARAPAN

Biar kami kisahkan dedaunan
Biar kami ukirkan pada sendi-sendi peradaban
Tentang lara, nelangsa, dan secerca asa
Selembar suasana dari sudut kami, insan belia

Tidakkah asing bagi jiwamu?
Saksikan gelapnya siang

Menatap jiwa pengisi curangnya malam
Kami si belia,
Boleh jadi terlalu dini untuk memahami dunia
Mencoba menjelma sekar pengharapan
Membasuh kecewa yang kian menyesakkan

Izinkan kami bertahan, lalu melawan
Merapal doa demi pencapaian
Menjadi regenerasi pilar pertiwi


EMBUN WARISAN

Rentaku menggelora di bentangan senja
Habis sudah peluh di muda
Telah kutuang mega pada gelas-gelas waktu
Merasuk pilar antara hidup dan tawa yang setia bercumbu

Dan kuwariskan embun padamu
Senjata untukmu redam terik kehidupan
Bekal bagimu padamkan bara peradaban

Nak, telah kurasukkan pada relungmu
Tentang cinta pada tanah penuh asih
Tentang sukma pembela air suci negeri

Nak, terbesitkah satu kisah lampau?
Menit tentang genangan ilmu yang kualirkan pada pundakmu
Nak, kaulah lentera bagi kuatnya pijakmu
Dan deru bahagiaku senantiasa merengkuh sepimu


IKRAR DAUN KERING

Rinai mengayun sapa nafas hari
Lumerkan sengat pembakar
Berhembus tentram di antara mahkota ranting
Temukan setets bagian surga dari sudut negeri

Izinkan jemeri berikrar di daun kering itu
Membagi gejolak kasih yang menggebu
Menebar alunan cinta bagi negeriku

Kicau di sudut pagi selalu merayu
Menyelaraskan rindu mengiring restu
Tak peduli seberapapun belati melukai
Ini negeriku, ikrarku memelukmu


DUNIA DI BALIK BATU

Dan cambukmu mengayun di antara keremangan
Menjelma luka bagi keterkejutan
Menjelma dahaga pada tetandusan
Bergeming pada setiap getaran sukma

Di sini, lorong terbeku bagi setiap “aku”
Pilarnya berdiri pongah enggan meretak
Seka peluhmu
Betapa kau pun dapat mengerti dunia lewat balik batu
Dapat kau tangkap hidup lewat airmata




Tidak ada komentar:

Posting Komentar